Jakarta
- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo
Sigit Prabowo menutup Pendidikan Dasar (Diksar) Integrasi Kemitraan
Akademi TNI dan Akpol, di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Kamis
(28/10/2021).
Dalam penyampaiannya, Sigit menegaskan, Diksar ini
bertujuan untuk memupuk sejak dini sinergitas dan soliditas para
personel TNI dan Polri. Menurut Sigit, dua hal itu merupakan kunci
sukses untuk menghadapi segala bentuk ancaman terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
"Tentunya sinergitas dan soliditas ini
terus dibangun dari mulai awal dan sampai kapan pun ini menjadi
kekuatan yang harus dipelihara. Karena kunci utama untuk sukses di dalam
menghadapi ancaman baik kedaulatan negara, luar dan dalam negeri maupun
ancaman Kamtibmas, itu kunci utama sukses melawan ancaman tersebut,
soliditas dan sinergitas," kata Sigit.
Salah satu bukti nyata
keberhasilan dari sinergitas dan soliditas adalah terkait penanganan
Pandemi Covid-19, yang dimana TNI-Polri bersama stakeholder lainnya
dipercayakan sebagai garda terdepan. Dengan sinergitas dan soliditas,
Sigit menyatakan, laju pertumbuhan virus corona dapat ditekan saat ini.
Sehingga, Indonesia berada di peringkat pertama Asia Tenggara dalam hal
penanganan Pandemi virus corona.
"Ini sudah dibuktikan dalam
hadapi beberapa ancaman yang ada termasuk terakhir bagaimana sinergitas
dan soliditas TNI-Polri sebagai garda terdepan tentunya dengan
stakeholders lain bersama-sama menanggulangi Pandemi Covid-19. Dan
Alhamdulillah hari ini kita berada di posisi nomor 1 untuk penangnaan
laju Covid-19 terbaik di Asia Tenggara. Ini adalah modal kita bersama
yang harus terus kita jaga," ujar Sigit.
Mantan Kapolda Banten
ini menjelaskan, Diksar integrasi ini juga memiliki tujuan untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul demi mewujudkan
Indonesia maju, unggul dan tumbuh. Sebagaimana, cita-cita dari Presiden
Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Presiden selalu menyampaikan kunci
utama kita bisa menuju menjadi Indonesia maju, Indonesia unggul, dan
Indonesia tumbuh, tentunya harus diisi SDM yang unggul," ujar eks
Kabareskrim Polri tersebut.
Lebih dalam, Sigit menyatakan, dalam
Diksa integrasi para taruna dan taruni TNI-Polri dididik untuk
dikembangkan sebagai SDM yang unggul. Sehingga, dapat menjadi sosok abdi
negara yang memiliki profesionalisme, karakter teruji dan jiwa
kepimimpinan yang kuat.
"Dan ini dibutuhkan rekan-rekan dalam
memimpin, melaksanakan dan mempraktikan semua yang rekan-rekan dapat
untuk pelaksanaan tugas yang akan datang. Kalian adalah generasi dan
calon pemimpin masa depan yang akan mengantar bangsa kita untuk masuk ke
generasi emas Indonesia Emas tahun 2045," ucap Sigit.
Oleh sebab
itu, Sigit berharap, para peserta didik dalam mengikuti pendidikan
dengan baik untuk dijadikan bekal kedepannya. Menurutnya, menjadi abdi
negara akan menghadapi berbagai macam dinamika dalam prosesnya.
Sehingga, harus benar-benar menyerap ilmu-ilmu yang diajarkan, guna
menjadi sosok abdi negara unggul dan berintegritas.
"Manfaatkan
kesempatan yang ada untuk betul-betul menyerap ilmu dengan
setinggi-tingginya, jangan sia-siakan. Karena 4 tahun waktu lama, namun
juga waktu yang singkat bagi seseorang yang ingin menyerap ilmu. Karena
perjalanan orang yang terus belajar akan berproses. Jadi jangan
sia-siakan waktu yang ada," papar Sigit.
Sigit mengungkapkan,
taruna dan taruni TNI-Polri juga harus menyiapkan mental, disiplin dan
tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Sehingga, sejak awal terbentuk
karakter yang terpuji.
Dengan begitu, menurut Sigit, ketika
nantinya terjun ke lapangan, akan siap menghadapi segala bentuk
tantangan yang ada. Serta mengetahui mana tindakan dan perilaku yang
baik atau tidak.
Karena ketika turun ke lapangan nanti, sambung
Sigit, taruna dan taruni tidak hanya membawa nama pribadi, tetapi juga
marwah dari institusi TNI dan Polri. Sebab itu, jalankan tugas dengan
baik dan terpuji serta hindari pelanggaran yang dapat merusak nama baik
organisasi.
"Oleh karena itu lakukan hal-hal yang terbaik,
terpuji, hindari pelanggaran. Karena kalian saat ini sudah menjadi
sorotan publik. Setiap perilaku kalian akan diikuti publik, jadi warna
kalian akan mewarnai organisasi TNI-Polri, ujar Sigit.
Disisi
lain, Sigit juga meminta kepada taruna dan taruni untuk bisa
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjadi hal yang positif. Sigit
berharap, dengan keterbukaan informasi saat ini, harus ada kebijaksanaan
dalam segala bentuk perbuatan dan perilaku.
"Oleh karena itu di
era teknologi informasi saat ini jaga perilaku kalian, isi dengan hal
positif. Sehingga masyarakat memahami dan mengerti tentang kehidupan
taruna dari sisi yang memang dipahami masyarakat. Ukirlah dengan
prestasi, manfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk menyampaikan
hal tersebut ke masyarakat, kalau kalian calon prajurit terbaik yang
dipersiapkan untuk menghadapi era yang akan datang," tutur Sigit.
Untuk
diketahui, dalam kegiatan Diksar Integrasi Kemitraan Akademi TNI dan
Akpol, ini diikuti oleh 982 taruna-taruni. Rinciannya, 449 Prajurit
Taruna Angkatan Darat, 190 Prajurit Taruna Angkatan Laut, 140 Prajurit
Taruna Angkatan Udara, serta 203 Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian.