Penanganan Kasus Brigadir "J", Peneliti Senior BRIN Minta Publik Percayakan Timsus Bentukan Kapolri



JAKARTA - Usai Bharada Richard Eliezer (Bharada "E") yang terlibat baku tembak dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir "J") diperiksa Komnas HAM tanpa didampingi pejabat Polri pada Selasa (26/7), peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN) Profesor Hermawan Sulistyo mengapresiasi kinerja Timsus dalam mengungkap kasus ini.


Prof Kikiek, sapaan akrabnya, percaya akan kinerja tim khusus tewasnya Brigadir "J" bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 


Dasar kepercayaan Prof Kikiek adalah pernyataan para perwira tinggi (Pati) bintang tiga Polri yang tergabung dalam timsus tersebut.


Menurut Prof Kikiek, para Pati Polri yang terlibat dalam Timsus tersebut menyatakan komitmen dan tidak akan terganggunya akhir karir mereka karena kinerja pada kasus tewasnya Brigadir 'J'.


"Sekarang publik tidak percaya, karena yang saya dengar para bintang tiga yang jadi anggota tim itu ngomong, 'Tidak mau akhir karier kami ini terganggu (karena kinerja di kasus tewasnya Brigadir J)'. Jadi mereka pasti bekerja benar, dan pernyataan ini bagus bahwa mereka sebentar lagi mau pensiun, terus mereka mau belain apa, ya sudah tidak ada beban," beber Prof Kikiek kepada wartawan.


Prof Kikiek menegaskan, para Jenderal bintang 3 yang terlibat pada Timsus untuk menangani kasus Brigadir 'J' ini tidak mungkin mau nipu-nipu publik terkait hasil pengungkapan kasus ini.


"Jika mereka mau nipu publik, dia mau dapat apa? Duit? Jumlahnya berapa? Ada prinsip 'kita itu bisa nipu satu orang selama-lamanya, kita bisa nipu semua orang pada satu waktu, tapi kita nggak bisa nipu semua orang selama-lamanya' ,"tegas Prof Kikiek


Prof Kikiek menyayangkan bila kinerja Polri yang dinilai baik pada sejumlah hasil survei tercoreng karena kasus ini. 


"Hasil berbagai survei kan Polri ini sudah bagus image-nya, kinerjanya bagus, eh tiba-tiba ada satu kayak begini, kan rusak semuanya," ucap Prof Kikek.


Dia pun menilai film yang memotret Brigadir J termasuk tingkat kejahatan jalanan. 


Dia membandingkan kasus ini dengan kasus penembakan istri anggota TNI di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang terjadi pekan lalu, Senin (18/7/2022).


"Ini kasus biasa saja sebenarnya. Yang jadi luar biasa itu penjelasan di awal. Itu selesai TNI saja berakhir, kok. Dari awal, jika kasus ini ditangani sesuai prosedur-prosedur penanganan kejahatan jalanan, sudah kelarlah. Ini kan tidak ada yang diuntungkan, jadi cepat diselesaikan,” tutur dia.


Menyinggung kejujuran dan oknum, Prof Kikiek menegaskan adalah sikap yang tepat, diambil Polri.


"Karena melebar ke mana-mana, makanya Polri mau menuduh publik, ya dibentuk tim khususnya itu," tambah Prof Kikiek.


Dia optimis jika kasus ini dapat diselesaikan oleh Polri dalam minggu ini.


Prof Kikiek lagi kepercayaan pada tim khusus bentukan Kapolri.


"Kasus seperti ini sangat sulit ditutupi. Kita tunggu saja hasilnya. Ada empat komjen terlibat, saya kira nggak mungkin menyetir empat komjen senior yang sudah mau pensiun. Kapolri berkali-kali mengatakan biar ikannya tidak busuk, dipotong kepalanya dulu. Inilah saatnya membuktikan," tutur Prof Kikiek.


Dia mewanti-wanti agar persoalan ini jangan sampai dibawa ke ranah politik. 


Dia mengingatkan bahwa perkara jalanan biasa yang tidak ada kejadian dengan posisi pejabat tinggi negara. (merah/dw-1).

Lebih baru Lebih lama